KEBIJAKAN DAN STRATEGI KERUKUNAN
UMAT BERAGAMA DI INDONESIA
Setiap negara di dunia memiliki
keunikan tersendiri dalam membina dan memelihara kerukunan umat beragama, tak
terkecuali Indonesia. Keunikan tersebut terjadi karena bermacam-macam faktor
seperti sejarah, politik, sosial, budaya/etnis, geografi, demografi,
pendidikan, ekonomi, serta faktor keragaman agama itu sendiri.
Di Indonesia sendiri, sejak zaman
pra-sejarah sudah berkembang berbagai agama dan kepercayaan, baik agama asli
seperti animisme, dinamisme, maupun agama impor yang dibawa oleh pendatang
dari Barat maupun Timur. Agama-agama ini dibawa melalui jalur perdagangan,
politik imperialisme, dan misi agama (gold, glory, and gospel). Semenjak
itulah agama-agama yang ada di Indonesia terus berkembang dan diikuti oleh
semakin bertambahnya jumlah para pemeluk, hingga saat ini tak kurang ada enam
agama resmi yang diakui oleh negara yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Budha, dan Konghuchu, ditambah dengan bermacam-macam aliran/sekte lainnya.
Meskipun demikian situasi kerukunan umat beragama di Indonesia relatif
terpelihara dengan baik.
Untuk melihat bagaimana kondisi
kerukunan umat beragama di Indonesia, mari kita tinjau dulu sekilas keadaan
Indonesia.
|
Rabu, 03 Juli 2013
Kerukunanan umat Beragama
Diposting oleh
Ma'ruf
,
di
11.04
0
komentar
Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Desa
Diposting oleh
Ma'ruf
,
di
10.57
Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Desa
UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi di Desa Pendem Kecamatan Junrejo Pemerintah Kota Batu)
Add caption |
ABSTRACT Pemerintah kota Batu berasal dari sebagian daerah kabupaten Malang yang terdiri atas kecamatan Batu, kecamatan Bumiaji dan kecamatan Junrejo. “Undang-undang No 11 tahun 2001 tentang pembentukan kota Batu” secara geografis wilayah kota Batu mempunyai kedudukan strategis, baik dari segi ekonomi maupun sosial dan budaya, serta potensi pertanian, industri, perdagangan, dan pariwisata yang ada di kota Batu, mempunyai prospek yang baik terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI SATU KESATUAN DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN KHUSUS
Diposting oleh
Ma'ruf
,
di
10.49
KEBIJAKSANAAN
PEMBANGUNAN WILAYAH PERBATASAN SEBAGAI SATU KESATUAN DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN
KHUSUS
Pembangunan
wilayah perbatasan merupakan salah satu komitmen dan kebijaksanaan pembangunan
yang telah digariskan dalam GBHN 1993 dan Repelita VI. GBHN 1993 mengamanatkan
bahwa dalam upaya pemerataan pembangunan di seluruh tanah air, pembangunan
daerah dan kawasan yang kurang berkembang, seperti di kawasan timur Indonesia,
daerah terpencil, dan daerah perbatasan perlu ditingkatkan sebagai perwujudan
Wawasan Nusantara. Khususnya dalam Repelita VI, pembangunan daerah diarahkan
untuk lebih mengembangkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antardaerah, antar
dan antara kota dan desa, antarsektor, serta pembukaan percepatan pembangunan
kawasan timur Indonesia, daerah terpencil, daerah minus, daerah kritis, daerah
perbatasan, dan daerah terbelakang lainnya, yang disesuaikan dengan prioritas
dan potensi daerah bersangkutan sehingga terwujud pola pembangunan yang
merupakan perwujudan Wawasan Nusantara.
kekerasan militer dalam bangsa indonesia
Diposting oleh
Ma'ruf
,
di
10.28
Kekerasan dan militer Dalam Bangsa Indonesia
Kekerasan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia
sebenarnya adalah produk dari budaya kekerasan yang tumbuh dan berkembang sejak
jaman dahulu. Akhir – akhir ini dalam masyarakat Indonesia sering kita lihat
segala bentuk tindakan – tindakan anarkis yang terjadi hampir di seluruh
wilayah Indonesia. Kerusuhan Monas yang terjadi pada tanggal 1 Juni 2008
kemarin adalah salah satu bentuk tindakan tersebut. Penyerangan yang dilakukan
oknum organisasi masa tertentu terhadap sekelompok aliansi yang berdemo di
sekitar monas adalah salah satu bentuk tindakan kekerasan dan anarkis yang terjadi.
Tindakan – tindakan semacam ini sebenarnya tidak hanya sekali ini terjadi.
Peristiwa reformasi mei 1998 dapat dikatakan muncul dan kemudian berkembangnya
budaya kekerasan dalam struktur kebudayaan masyarakat Indonesia.
Solusi Mengentaskan Kemiskinan
Diposting oleh
Ma'ruf
,
di
10.11
Solusi Mengentaskan Kemiskinan
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato
resminya dipembukaan National Summit 2009 beberapa waktu yang lalu menjelaskan
tentang pentingnya entrepreneurship, salah satu cara untuk mengentaskan
kemiskinan di Indonesia dan memberi peluang kerja bagi 35 juta jiwa lebih
penduduk kita yang menganggur.
Langganan:
Postingan (Atom)